Wednesday 19 February 2014

Berhijablah Karena Allah, Ukthy!


Surat: Berhijablah Karena Allah, Ukthy!

Oleh: Ning Sehati
‘Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.’
(QS. Al-Ahzab : 59)
Mataku masih saja tertegun di sepanjang jalan sekitar daerah Long Pin – Yuen Long, yang kulalui bersama seorang kawan dalam rangka penggalangan dana untuk korban bencana alam tanah air, Minggu lalu. Keadaan telah banyak berubah dibandingkan ketika aku masih bekerja pada majikan di Kam Sheung Road pada tahun 2008 lalu. Dulu tak ada aku jumpai kawan-kawan BMI berani menggelar dagangan secara terbuka di trotoar seperti sekarang. Tapi sekarang kondisinya sudah hampir menandingi ‘pasar lesehan’ yang ada di sekitar Victoria Park, Causeway Bay.
Aku tak bermaksud mengusik tentang usaha kawan-kawan mencari penghasilan tambahan dengan berniaga seperti itu, meskipun aku tahu apa yang mereka lakukan adalah ilegal alias melawan hukum pemerintah Hong Kong. Sebab aku sendiri kadang-kadang masih suka menikmati berbelanja pada mereka, baik dalam bentuk makanan maupun barang lain.
Yang sangat mengganjal hati dan perasaanku adalah maraknya dagangan gamis gaul lengkap dengan jilbabnya yang bermacam-macam bentuk, rupa dan warna itu. Satu pun tak kujumpai yang menawarkan gamis yang jenis syari! Ah, fenomena apakah ini ketika ternyata pakaian muslimah yang sama sekali tidak sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan Allah Sang Penguasa alam semesta, yang telah disuratkan dan disiratkan dalam beberapa ayat di Al-Quran seperti dalam QS. Al-Ahzab 59 di atas, ternyata lebih banyak diminati oleh kaum Hawa?
Di dalam QS. An-Nur 31 dikemukakan beberapa syarat hijab antara lain tidak tabaruj atau bersifat berlebihan yang tidak sewajarnya, menutup bagian dada dengan sempurna, tidak untuk bermegah-megahan apalagi pamer kecantikan fisik.
Beberapa syarat lain yang disyariatkan adalah hijab itu berfungsi sebagai pelindung untuk  menutupi bagian-bagian wanita yang tidak pantas dilihat oleh non-mahramnya. Tidak ketat yang terkesan sekadar membalut bukan membungkus. Tidak tipis atau transparan sehingga kulit masih dapat terlihat dari luar. Tidak pula berwarna-warni yang mencolok ditambah lagi dengan gambar-gambar yang bisa mengundang decak kagum orang lain. Dan yang pasti hijab syari bisa dipakai langsung untuk sholat (memenuhi syarat syah).
Aku menjadi miris karena kenyataan sekarang ini yang ada justru berbanding terbalik. Gamis yang ditawarkan dengan berbagai macam model yang terkesan ‘wah!’ kurasakan sudah mulai menyimpang dari aturan. Aku lantas teringat akan salah satu sabda Baginda Rasulullah, ‘Tidak ada suatu fitnah (bencana) yang lebih besar bahayanya pada akhir zaman bagi kaum lelaki selain fitnah wanita’. Dari riwayat inilah, para musuh-musuh Islam mencoba memanfaatkan keadaan, yakni memperbudak kaum wanita melalui fashion. Astagfirullah hal adzim!
Memang niat mereka untuk menutupi auratnya sudah  baik dan dicatat sebagai amal ibadah. Tapi kalau pada akhirnya yang terjadi malah sebaliknya yakni menimbulkan ketertarikan dari pihak lain yang memandang, dari sesama kaum hawa misalnya, yang dasarnya doyan memuji dan dipuji, maka dikhawatirkan pujian-pujian yang dilontarkan bisa menjerumuskan si fulan pada bahaya riya’. Maka ketika berhijab dia akan memilih model yang cantik, dihiasi dengan berbagai macam manik-manik, bordiran dengan benang emas yang menyala dan juga aksesoris wanita lainnya seperti kalung dan anting. Sungguh bertentangan dengan QS An-Nur 31, kan?
Belum lagi dengan cara berhijabnya yang dihiasi dengan make-up warna-warni, yang ada malah mengundang mata-mata liar kaum lelaki untuk memandang dan menggodanya. Rasulullah SAW bersabda ‘Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis …” Pun pepatah gaul mengatakan ‘Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati!’. Nah loh?! …
Ukhty, berhijab menutup tubuh kita dengan sempurna, memang tidak perlu menunggu sampai kita paham dan pintar dulu dalam bab agama. Juga tidak harus menanti sampai hati kita menjadi bersih dan sempurna. Manusia memang tempat salah dan dosa, akan tetapi hal ini tidak bisa lantas dijadikan sebagai pembenaran untuk terus-terusan berpura-pura bodoh dan tidak mengetahui akan kebenaran.
Marilah kita bersama meluruskan niat, memperbaiki kualitas diri, berhijab dengan betul dan sempurna semata sebagai bukti kecintaan dan kepatuhan kita kepada-Nya, Allah SWT yang telah mengasihi kita, melimpahkan kepada kita begitu banyak berkah dan karunia. Mari kita perdalam mempelajari ilmu-ilmu-Nya agar tak sampai terjebak pada tipu daya setan dan kroni-kroninya yang tak akan pernah bosan menggoda kita dari berbagai penjuru, menjadikan kita kelak sebagai teman-temannya di neraka jahanam Allah. Naudzubillah!
Masihkah ukthy sekalian akan terus mengikuti hawa nafsu, memperturutkannya dengan lebih memilih fashion yang sedang ‘in’ alias naik daun daripada istiqomah berhijab syari yang betul dan benar? Toh sama-sama kepanasan, sama-sama gerah, kenapa nggak sekalian saja pilih yang sesuai anjuran Allah!
Selagi masih diberi waktu, manfaatkan kesempatan untuk memperdalam pemahaman, sehingga kita bisa menyederhanakan penampilan. Islam itu agama yang mudah karena diturunkan oleh Allah sesuai dengan karakter dan kemampuan manusia, tidak membebani. Tapi jangan lantas kita meremehkan dengan mengeluarkan beribu dalil sekadar untuk membenarkan kesalahpahaman diri sendiri lho, ukti!
Semoga kita semua mendapatkan taufiq dari Allah SWT dan semoga pula kita mendapatkan hidayah-Nya untuk tetap istiqomah berpegang lurus pada tali-Nya, tak berlebihan dan tanpa pengurangan.
Wallahua’lam bish shawab.(*)


link asli http://bmimenulis.com/surat-berhijablah-karena-allah-ukthy/

0 comments:

Post a Comment

 
;