Thursday 14 November 2013

"Hijrah"



"Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akherat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui, (yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal"
(QS. An-Nahl : 41-42)

Pulang libur hari ini, ah,,, pulang ujian sekolah tepatnya, dari Bayanihan Kennedy Town, berenam kami meluncur ke kawasan Causway Bay sekedar untuk mencari tempat lesehan untuk menikmati makan malam bersama. Akhirnya kami memilih jembatan bundar sebagai pemberhentian. Meski hanya sekedar nasi hap-hap'an sederhana rejeki gratisan (terima kasih ea  Miss Emy Que), tapi dengan riang gembira kami nikmati meski harus berbagi karena hanya ada 3 hap nasi. Eh... sayang begitu membuka salah satu hap seketika tercium bau asam yang lumayan menyengat, agaknya sambal tomat camp
ur jeruk nipis sudah tak layak makan.  Tiba-tiba seorang mbak yang baru selesai sholat, menawarkan nasi lengkap dengan sayurnya pada kami -mungkin dia mendengar celoteh kami-. Alhamdulillah rejeki lagi.  Lalu ada juga seorang mbak yang duduk di depan kami turut menawarkan kerupuknya kepada kami. Tau sendiri kalau orang Jawa makan nasi tanpa yang satu itu -kerupuk- akan terasa hambar ibarat sayur tanpa garam hehehe... Alhamdulillah lagi... > efek 'hijrah' (coba kalau kami tetep makan di sekitar Bayanihan, alamat nggak dapat semua itu deh :P)


Jam 7 petang kami putuskan untuk cabut. Kami berpisah di lampu merah depan Mc Donald. Seperti biasa aku berjalan menuju halte bus untuk kembali pulang ke Kennedy Town. 60% antrian 5X dan 5B adalah BMI. Seorang diantara mereka, mbak berjilbab hitam, tersenyum ramah ke arahku. Akupun balas tersenyum sok akrab padanya. Akhirnya kami memutuskan untuk duduk bersama di bangku paling pojok, tempat favoritku. Obrolanpun mulai mengalir diantara kami. Seperti biasa ujung-ujungnya adalah ngomongin soal job masing-masing. Pengalam kerjanya di Arab selama 4 tah
un bersih-bersih tiga rumah besar, ternyata tak membuatnya mampu bertahan dengan jobnya yang sekarang, bersih-bersih dua rumah Hong Kong yang terbilang kecil (nggak bener nih!). Trenyuh hatiku mendengar ceritanya, bagaimana majikan (yang seorang suster, red) memperlakukan dia, menganggap dirinya adalah seorang pembantu yang kotor sehingga dia tidak diperkenankan untuk menyentuh semua makanan yang ada di rumah. Ckckckkkkk... aku hanya bisa geleng-geleng kepala... Astagfirullah hal adzim !

Tujuan awal datang kerja di Hong Kong setahun yang lalu untuk membantu suami yang hanya seorang petani serabutan, kandas sudah. Agaknya inilah akibat dari tidak mematuhi larangan sang suami, dapat job dan majikan yang 'hou san fu'.
"Saya sudah nulis One Month Notice Letter, Mbak" kata'y padaku mengakhiri cerita.

"Mau ganti majikan atau bagaimana?" tanyaku sok penasaran.

"In syaa Allah tanggal 1 bulan depan saya pulang Gondanglegi, Mbak." Ternyata sama-sama dari Malang.

"Tapi pengalaman sampeyan kerja di Arab 4 tahun kan lebih berat dari ini, Mbak" kataku mencoba merayu.

"Memang majikan 'mafan' dan memang juga kerja saya beresiko tinggi, tapi alasan utama saya nge'break bukan hanya ini. Tapi ada yang lebih mengganggu ketenangan tidur malam saya..." dia menggantung ceritanya.

"Apa itu ya?" kejarku.

"Cukup saya tersiksa selama 1 th ini karena tidak menunaikan ibadah sholat wajib secara benar. Sungguh saya merasa malu sama Allah, mempermainkan perintah-Nya hanya karena takut majikan marah. Astagfirullah! Betapa berdosanya saya, Mbak," ujarnya lirih.

Sejenak aku terkesima. Kenangan lalu melintas kembali di otakku. Diskriminasi dan pelanggaran HAM majikan lama yang melarangku untuk menunaikan semua ibadah wajib sebagai seorang muslim (sholat, berpuasa di bulan ramadhan dan berjilbab)!

Hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidak menyambung kontrak kerja dan memilih berganti majikan. Alhamdulillah, doa-doa yang senantiasa kupanjatkan kehadirat-Nya, didengar juga. Sungguh Allah Maha Penyayang untuk hamba-Nya yang sabar. Aku mendapatkan majikan yang sama sekali tidak mengusik tentang ibadahku kepada Penciptaku. Bisa sholat lima waktu di rumah tanpa harus sembunyi-sembunyi, tetap berjilbab saat tugas luar bersama bos juga kebebasan menjalankan ibadah puasa. Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... > efek 'hijrah' (mungkin kalau aku tetap bertahan disana, gaji yang ku dapat gak bisa menjadi berkah karena ketidakpatuhanku menjalankan semua kewajiban sebagai hamba Allah).

"Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah kecuali Allah akan mengganti bagimu ses
uatu yang lebih baik daripada apa yang engkau tinggalkan" (HR. Ab Qatadah)


Hmmmmm,,, selalu ada hikmah dibalik setiap kisah ^_^

0 comments:

Post a Comment

 
;