Saturday 16 November 2013

"Adab Menulis"




Masing-masing dari kita memiliki angan dan imajinasi yang berbeda. Kebebasan mengekspresikannya adalah bagian dari HAM yang diakui secara internasional. Ada yang hobi menulis tentang cinta yang terkesan lebay, ada yang hobi berbicara penuh makna tentang sosial budaya disekitarnya, ada pula yang dengan lantang membicarakan politik. Beberapa memilih untuk menulis dengan tema yang datar, biasa-biasa saja, tentang keseharian mereka. Setelah beberapa waktu aku perhatikan, presentasi pembacanya lumayan juga. Berbanding dengan tulisan-tulisan berbau dakwah, hal-hal yang mereka sampaikan itu agaknya lebih mudah masuk ke dalam otak pembaca. Memang tujuan awal penulis adalah hendak bercerita saja tanpa maksud memprovokasi suasana, tapi dalam kenyataannya di akhir jaman ini, semakin banyak manusia yang menjadi lalai kepada Penciptanya. Entah terlalu asyik membaca atau karena pola pikir mereka telah terbentuk sedemikian rupa tanpa mereka sadari.

Sekali lagi, sebebas-bebasnya kita menulis, kelak semua buah pikir kita ini akan dipertanggungjawabkan. Dimana pada saat itu tiba, bukan lagi mulut kita yang berbicara, melainkan sepuluh jari-jemari kita yang akan mengungkap segalanya secara jujur, lugas tanpa ada satupun yang mampu disembunyikan.


Maka, mari kita perbaiki kualitas coretan pena kita, jangan hanya sekedar memburu kuantitas pembaca di dunia saja tetapi menulis dengan niat ibadah, menebar kebaikan bukan mendulang pro dan kontra yang hanya menyebabkan perpecahan.

Dalam QS. Al-ALaq berikut ini; “Dia yang mengajarkan dengan qalam.” (ayat 4). Itulah keistimewaan Allah. Itulah kemuliaan-Nya yang tertinggi. Yaitu diajarkan-Nya kepada manusia berbagai ilmu, dibuka-Nya berbagai rahasia, diserahkan-Nya berbagai kunci untuk pembuka perbendaharaan Allah, yaitu dengan qalam. Dengan pena ! Di samping lidah untuk membaca, Tuhan pun mentakdirkan pula bahwa dengan pena ilmu pengetahuan dapat dicatat. Pena adalah beku dan kaku, tidak hidup, namun yang dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat difahamkan oleh manusia “Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak tahu.” (ayat 5).


Mudah-mudahan Allah SWT memberkahi kita yang konsisten/istiqomah, hingga menepati jalan-Nya sampai akhir hayat. Aamiin, ya Rabbal ‘aalamiin.

1 comments:

Post a Comment

 
;